Senin, 31 Januari 2011

MIMBAR AGAMA KATOLIK BERTEMA “DIPANGGIL MENJADI AGEN PEMBAHARU”

Sebagai upaya melaksanakan tugas membimbing masyarakat khsusunya dalam bidang agama, maka Bimbingan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali melaksanakan suatu kegiatan pengisian ceramah di TVRI Denpasar pada hari Minggu, 23 Januari 2011. Dalam kesempatan ini materi ceramah yang disampaikan bertema “Dipanggil Menjadi Agen Pembaharu”.
Kisah pemanggilan murid-murid pertama menjadi inspirasi orang-orang Katolik yang dikenal dengan kaum biarawan/ti dan klerus. Dalam Gereja Katolik panggilan ini dimengerti sebagai dorongan hati yang lembut tetapi memiliki daya yang sangat kuat dari orang-orang terpanggil atau orang-orang yang menerima panggilan secara khusus.
Panggilan untuk menjalani kehidupan mambiara atau klerus adalah sebuah rahmat. Tidak ada kehidupan membiara yang langgeng dengan meniadakan rahmat. Adalah sebuah kemustahilan untuk menjalani kehidupan membiara dengan menutup diri terhadap adanya penyelenggaraan ilahi.
Dewasa ini dunia begitu gencar menyodorkan kepada manusia berbagai tawaran semisal kuasa, kenikmatan, egoisme, dan berbagai tawaran nilai yang justru menjerumuskan manusia pada dosa dan kematian kekal, tetapi kehidupan membiara dalam kesederhanaannya menampilkan sesuatu yang selalu berseberangan dengan kehidupan sekular. Ketika dunia terlena dan mabuk dalam kenikmatan seks bebas, kehidupan membiara justru mengedepankan nilai kemurnian. Manakala dunia ribut dan saling perang memperebutkan kuasa, kehidupan membiara justru mengangkat ke permukaan sebuah ketaatan total. Ketika orang-orang dunia sibuk mencari dan mengumpulkan harta kekayaan bagi dirinya sendiri, kehidupan membiara justru menekankan kemiskinan Injil. Sebab bagi orang-orang membiara, Sabda Tuhan Yesus, “… carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu…” (Bdk, Mat, 6:33) diyakini secara sangat kuat dan menjadi sebuah kesaksian. Pada tataran ini harus ditegaskan bahwa sebuah paradox selalu dikedepankan manakala kehidupan membiara dan kehidupan sekular saling bersua. Adanya kehidupan membiara merupakan tanda hadirnya Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia.
Panggilan menuntut jawaban. Allah memanggil orang yang dikehendaki-Nya, dan manusia yang dipanggil dituntut untuk menanggapi panggilan tersebut. Ketika manusia dewasa ini dihadapkan pada situasi kematian, bukan saja hanya kaum biarawan tetapi juga setiap orang Katolik dipanggil untuk membawa kehidupan bagi dunia. Manakala bencana alam baik karena murni faktor alam maupun karena ulah manusia merenggut banyak nyawa manusia dan dan memporak porandakan harta milik manusia, bukan saja hanya kaum biarawan, tetapi setiap orang Katolik dipanggil untuk menjadi pelestari lingkungan. Sebab alam adalah karunia Tuhan yang mesti dimanfaatkan secara tepat guna, dipelihara dan dilestarikan. (Bdk, Kej, 1:28) Ketika manusia terjerembab dalam penderitaan karena penindasan oleh yang kuat kepada yang lemah, karena ketidakadilan, egoisme dan keserakahan manusia, bukan saja hanya kaum biarawan, tetapi juga semua orang Katolik hendaknya menjadi pembawa damai manakala ada perselisihan, pembawa terang manakala ada kegelapan, pembawa sukacita manakala ada penderitaan, pembawa pengharapan manakala ada keputusasaan. Diatas semua itu, setiap orang Katolik baik biarawan maupun keluarga-keluarg Katolik dipanggil untuk menjadi AGEN PEMBAHARU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar