Selasa, 08 Februari 2011

Pembinaan Santri PBSB Indonesia dan Pencanangan Gerakan Nasional Sawaina


Bertempat di Pontren  Nurul Ikhlas, Banyubiru, Jembrana-Bali Kementerian Agama RI menggelar suatu acara yaitu “Temu Nasional Ulama dan Mahasiswa Santri Berprestasi se-Indonesia dalam Rangka Pembinaan dan Pengabdian Masyarakat serta Pencanangan Gerakan Nasional Sawaina (Santri Waspada Informasi, Napza, dan Aids)”. Acara ini berlangsung dari tanggal 7 hingga 10 Februari 2011 yang meilbatkan mahasiswa-mahasiswi dari 12 perguruan tinggi negeri terpilih seluruh Indonesia.
Acara dibuka dengan penampilan drum band dari santri-santri MAN Negara dan dihadiri oleh Dirjen Pendis Kemenag RI, Direktur PD Pontren Kemenag RI, Muspida Kabupaten Jembrana, Ketua MUI Provinsi Bali, Mantan Kedubes Lebanon, dan para tokoh-tokoh agama. Saat menyampaikan sambutannya selaku tuan rumah, kepala Pontren Nurul Ikhlas KH. Faturrakhim mengatakan rasa sukurnya terpilihnya Pontren Nurul Ikhlas sebagai tuan rumah dan menjelaskan akan dilaksanakannya kegiatan Parade Maulid pada malam hari setelah acara pembukaan tersebut.
Bapak Dirjen Pendis Kemenag RI Bapak Prof.Dr.Moh. Ali dalam penyampaian arahannya memaparkan misi dan sasaran dari program beasiswa santri berprestasi. Sasaran dari Program BSB yaitu adalah para santri yang berprestasi namun memiliki kemampuan financial yang kurang. Sementara itu misi utama dari program ini adalah agar santri yang memiliki kemampuan ekstra ordinary yaitu santri yang memiliki kemampuan diluar kebiasaan yaitu kemampuan intelektual, emosional dan spiritual. Adapun misi dari program BSB ada empat hal yaitu pertama memberi kesempatan para santri yang berprestasi untuk bisa mengikuti program studi di perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia. Kedua kebanyakan para santri tersebut berasal dari keluarga yang kurang mampu yang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan bimbingan pelajaran lebih diluar jam pelajaran sekolah. Karena itu Kementerian agama RI bekerja sama dengan 12 PTN di Indonesia untuk mengadakan ujian tes seleksi dengan jalur khusus para peserta santri. Ketiga pada umumnya Pontren masih berkutat pada tradisi-tradisi kepesantrenan. Maka perlu ada intervensi dengan cara santri yang menguasai sains agar kembali mengabdikan ilmunya di Pontren untuk meningkatkan sains di Pondok Pesantren sehingga Pontren akan tumbuh berkembang dan memiliki inovasi-inovasi. Keempat dapat menghasilkan kader-kader santri yang meiliki kemampuan sains yang baik namun berbasis pesantren sehingga tujuan untuk menghasilkan santri yang berkualitas intelektual, emosional dan spiritual berkualitas dapat terwujud. Dan bukan tidak mungkin jika hal ini tercapai maka Indonesia dimasa yang akan datang mampu menjadi Negara inovator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar